Senin, 08 Februari 2016

Langkah dan Model Pengambilan Keputusan

 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Benar kata orang bijak “Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan dalam hidup”. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya.  seorang manajer harus dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh.
Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mugnkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah langkah-langkah dalam pengambilan keputusan ?
2.      Seperti apakah model-model dalam pengambilan keputusan ?
3.      Dan bagaimanakah pengambilan keputusan yang tepat ?

C.    Tujuan Dan Urgensi Penulisan Makalah
1.      Memahami langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
2.      Mengetahui model-model dalam pengambilan keputusan.
3.      Mengembangkan dan mengaplikasikan pengambilan keputusan yang tepat.


PEMBAHASAN

               Langkah-Langkah Pengambilan keputusan
               Langkah-langkah atau metode merupakan himpunan sistematis untuk melakukan penelitian di dalam ilmu eksakta seperti ilmu alam, kimia, biologi, astronomi, geologi, dan lain sebagainya.
            Sir Fraces Bacon, merupakan orang pertama yang menganjurkan untuk menggunakanya di dalam ilmu eksakta, akan tetapi kemudian ilmuan manajemen telah meminjam konsep-konsep yang dipergunakan dalam ilmu eksakta tersebut untuk pengambilan keputusan manajemen. Table berikut yang menunjukan langkah-langkah yang dimaksud.

Metode/Langkah-langkah
Pengambilan keputusan
1
Rumuskan/definisikan keputusan
1
Rumuskan persoalan keputusan
2
Lakukan penelitian
2
Kumpulkan informasi
3
Kembangkan hipotesis
3
Cari alternative tindakan
4
Uji hipotesis
4
Lakukan analisis alternative yang fisibel
5
Analisis hasil
5
Pilih alternative terbaik
6
Tarik kesimpulan
6
Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
1.      Rumuskan/definisikan persoalan
Persoalan (problem) ialah suatu yang terjadi tidak sesuai yang diinginkan/diharapkan. Misalnya rendahnya laju ekonomi, merosotnya penjualan suatu perusahaan, penerima devisa hasil ekspor belum maksimum, jumlah biaya transport belum minimum.
Persoalan keputusan yang dipecahkan mungkin sudah jelas yaitu penggunaan beberapa jenis bahan mentah untuk memproduksi beberapa jenis produk agar keuntungan bisa maksimum.Keputusan yang harus dibuat beberapa jumlah masing-masing produk. Perumusan atau pendefinisian persoalan keputusan artinya usaha mempersempit ruang lingkup misalnya setelah lulus perguruan tinggi seorang harus menjadi karyawan BNI atau BI. Hanya ada dua alternative.Alternative lain yaitu seperti BCA, BRI, Bnak of Amerika, dan Bank of Tokyo tak diperhitungkan lagi.Alternative lain itu mungkin sudah diperhitungkan sebelumnya, jadi tahap terahir, seteklah melalui seleksi beberapa tahapan hanya ada dua yang perlu dipilih yaitu BNI atau BI.
Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu persoalan, sebab pemecahan terbaik bagi persoalan yang salah tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/diputuskan. 
2.      Kumpulkan informasi yang relevan
Setiap persoalan yang sudah alama atau baru saja timbul pasti ada factor-faktor penyebabnya.Misalnya, hasil penjualan merosot, mungkin penyebabnya adalah kurangnya mutu barang kurang baik, harga telalu tinggi, ada pesaing, promosi tidak efektif, dan lain sebagainya.
Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut.Pelu dikumpulkan data-data dan informasi yang relevan artinya factor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya timbulnya persoalan tersebut.
3.      Cari alternative tindakan
Sepetri yang kita ketahui memutuskan berarti memilih salah satu dari beberapa alternatif yang tersedia berdasarkan criteria tertentu.Misalnya intuk mencari hasil penjualan yang maksimum produk A harus sekian unit, produk B harus sekian unit, dan lain sebagainya.
Agar biaya transport minyak minimum, permintaan minyak dari tempat 1 harus dikirim dari pusat minyak pertama sekian barrel, dari pusat minyak kedua harus dikirim sekian barrel, dan lain sebagainya.
4.      Analisis alternative yang fisibel
Setiap alternative harus dianalisis, harus dievaluasi berdasarkan suatu criteria tertentu atau prioritas.Hasil analisis sangat memudahkan pengambil keputusan di dalam memilih alternative nyang terbaik, oleh karena itu kegiatan analisis berusaha memisahkkan mana alternative yang harus dipertahankan karena memenuhi syarat tertentu dan mana yang harus ditinggalkan karena tidak memenuhi syarat.
5.      Memilih alternative yang terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambilan keputusan harus memilih salah satu alternative diantara banyak alternative.Pemilihan bisa dilakukan dengan criteria tertentu seperti hasil penjualan harus maksimum, jumlah biaya harus minimum, jumlah keuntungan harus maksimum, jumlah waktu yang digunakan harus minimum.Atau bisa juga didasarkan dengan prioritas. Misalnya, seorang mahasiswa dengan uang yang dia miliki harus memutuskan uangnya untuk membeli buku pelajaran, untuk menonton film di bioskop atau untuk  berwisata. Apapun dasar  pertimbangannya analisis alternative fisibel akan menunjukan alternative yang terbaik bagi pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil bisa didasarkan atas suatu kompromi bisa juga atas tekana. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi juga ada yang merugikan pihak lain karena yang satu harus mengalah.
6.      Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Pengambilan keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (takingcartain action).Pelaksanaan suatu rencana tindakan (action plan), merupakaan tahap akhir dari tahapan pengambilan keputusan. Akan tetapi kita tidak berhenti di sana. Kita harus selalu melaksanakan evaluasi hasil keputusan, apakah memang sudah sesuai dengan tujuan semulayang sudah digariskan sebagai suatu kebijakan (policy) atau ada hal-hal baru yang mengharuskan mengubah tujuan semula.
Evaluasi hasil memberikan masukan (input) atau umpan balik (feedback) yang sangat berguna untuk memperbaiki suatu keputusan atau untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan-perubahan. Misalnya, seorang dosen yang semula sudah puas dengan pekerjaannya yaitu memberikan kuliah, ikut berpartisipasi di dalam usaha mencerdaskan bangsa, akhir-akhir ini pendiriannya berubah.Hal itu disebabkan karena gaji dosen terlalu kecil dan tak mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidupnya, maka memutuskan untuk keluar tidak lagi menjadi dosen dan ingin mencoba hidup dengan berwirausaha. Bisa juga misalnya seorang produsen yang semula mentargetkan produk sebanyak 1000 unit berdasarkan ramalan penjualan sebelumnya terpaksa harus menurunkan menjadi 800 unit saja, karena akhir-akhir ini daya beli masyarakat menurun.
Hasil evaluasi suatu keputusan bisa untuk mengubah suatu tujuan atau menyusun prioritas baru.Umpan balik sebagai hasil evaluasi merupakan unsure metode ilmiah yang sangat untuk pengambilan keputusan.
  Model-Model Pengambilan Keputusan
1.      Model pengambilan keputusan rasional
        Keputusan dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu terprogram (structured) dan tidak terprogram (unstructured). Keputusan yang terprogram ialah suatu keputusan yang selalu diulang kembali.Contohnya : keputusan kenaikan sekolah peserta didik, keputusan pengangkatan, keputusan penetapan gaji pegawai baru, keputusan pension, dan lain sebagainya. Keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang diambil untuk menghadapi situasi rumit dan atau baru.Contohnya : keputusan lembaga baru, keputusan terjadinya musibah kebakaran, kebanjiran, robohnya sekolah, dan lain sebagainya. Keputusan tidak terprogram bisa juga dikatakan sebagai pemecahan masalah.
                         Gambar proses pengambilan keputusan rasional
2.      Model pengambilan keputusan klasik
Model pengambilan keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses rasional di mana keputusan diambil dari salah satu alternative yang terbaik. Model didasarkan konsep rasionalitas lengkap (complete rationality).
Gambar proses pengambilan keputusan klasik
3.      Model pengambilan berdasarkan perilaku
Model ini didasarkan pada seberapa jauh keputusan itu dapat memberikan kepuasan.Model ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar rasionalitas kontekstual dan rasionalitas respektif.Rasionalitas kontekstual artinya keputusan tidak hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat (tekstual) tetapi juga yang tersurat (kontekstual).
4.      Model pengambilan keputusan Carnegie
Model ini lebih mengakui akan kepuasan, keterbatasan rasionalitas, dan koalisi organisasi. Perbedaan antara pengambilan keputusan rasional dengan Carnegie adalah sebagai berikut :
Model rasional
Model Carnegie
Banyak informasi yang tersedia
Sedikit informasi yang tersedia
Murah
Mahal, karna masih mencari informasi
Bebas nilai
Terikat nilai
Alternative banyak
Alternative sedikit
Keputusan diambil dengan suara bulat
Keputusan dengan kompromi, persetujuan, dan akomodasi atar koalisi organisasi
Keputusan dipilih yang terbaik bagi organisasi
Keputusan yang dipilih adalah yang memuaskan organisasi
5.      Model pengambilan keputusan gaya kepemimpinan Chung dan Magginson
Chung dan Magginson (1981) memberikan cara pengambilan keputusan oleh pimpinan dengan membuat enam pertanyaan dan sebagai berikut :
a.       Apakah tugas kelompok terstruktur ?
b.      Apakah hubungan pemimpin dengan awahan baik ?
c.       Apakah bawahan memiliki pengetahuan kerja ?
d.      Apakah pemimpin memiliki kedudukan kekuasaan yang kuat ?
e.       Apakah pemimpin mengetahui pengetahuan kerja ?
f.        Apakah kelompook memiliki waktu menyelesaikan tugas ?
Setiap pertanyaan ada dua pilihan jawaban apakah ya ataukah tidak. Akhirnya dari berbagai fariasi jawaban didapatkan perilaku kepemimpinan yang akan diambil pimpinan.
6.      Model pengambilan keputusan berdasarkan manfaat
Dasar pemikiranya adalah :
a.       Mutu keputusan
b.      Kreativitas keputusan
c.       Penerimaan keputusan
d.      Pemahaman keputusan
e.       Pertimbangan keputusan
f.        Ketepatan keputusan
Ø  Mutu keputusan
Artinya pengetahuan dan informasi kelompok melebihi individu.Kelompok dapat mengatasi atau menutupi kelemahan dan kelemahan individu.Asumsinya adlah keputusan kelompok lebih bermutu dibandingkan keputusan individu.Manfaat keputusan lebih besar dirasakan kelompok dibandingkan dengan manfaat untuk individu. 
Ø  Kreativitas kepuasan
Artinya kreativitas kelompok lebih lebih banyak dan cenderung lebih baik daripada kreativitas individu.Asumsinya kreativitas kelompok lebih bermanfaat dibandingkan dengan kreativitas individu.
Ø  Penerimaan keputusan
Artinya perbuatan keputusan secara partisipasi kelompok lebih besar manfaatnya disbanding dengan keputusan yang dibuat secara individu. Kelompok merasa dilibatkan dalam pembuata keputusan, konskuensinya ialah kelompok merasa turut bertanggung jawab dan akan menerima keputusan itu. Asumsinya keputusan yang dibuat dengan kelompok lebih bermanfaat dan diterima oleh kelompok daripada keputusan yang dibuat dengan individu.
Ø  Pemahaman keputusan
Artinya kelompok akan lebih memahami keputusan yang dibuatnya bersaama daripada memahami keputusan yang dibuant oleh individual.
Ø  Pertimbangan  keputusan
Artinya kelompok akan lebih efektif dalam menentukan pilihan terbaik dibandingkan pilihan individu. Asumsinya manfaat pilihan bagi kelompok akan lebih besar jika ditentukan oleh kelompokdaripada individu.
Ø  Ketepatan keputusan
Artinya kelompok lebih tepat dalm memutuskan daripada individu.Asumsinya kelompok lebih dapat mengntrol pikiran individu secara objektif dan dapat menghindari kesalahan individu.
7.      Model pengambilan keputusan pohon masalah
Pohon masalah adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi masalah dalam situasi tertentu, menyusun dan memperagakan informasi sebagai rangkaian sebab dan akibat. Mulailah dengan masalah atau kebutuhan spesifik yang harus dipecahkan. Catat semua masalah yang diidentifikasikan. teknik curah pendapatan (brainstorming) dapat digunakaan atau mengemukakan setiap masalah yang diidentifikasi dengan pertanyaan : apa yang menjadi sebab masalaha ini ? apa yang menjadi akibat masalah ini ? kemudian susunlah masalah yang diidentifikasi dalam hubungan sebab akibat yang logis dalam bentuk sebuah pohon. Apabila telah selesai, susunlah ia menyerupai bagan jenjang organisasi sederhana. Esensi pernyataan dibuat singkat, jelas, dan bermakna negatif.
                                Gambar proses pengambilan keputusan pohon masalah
Pengambilan Keputusan Yang Tepat
pengambilan keputusan yang tepat yaitu dimana seorang pimpinan dalam mengambil keputusan sesuai dengan aturan yang sudah ada, tidak hanya unntuk mementingkan diri sendiri melainkan untuk kepentingan bersama. Dan sebelum pengambilan keputusan seorang pemimpin harus mengetahui segala aspek dalam pengambilan keputusan baik itu untuk yang diberi keputusan ataupun dampak terhadap lingkungan dari pengambilan keputusan yang dia ambil. Pengambilan keputusan yang tepat yaitu yang sesuai dengan :
1.      Konsep dasar dalam pengambilan keputusan
2.      Tujuan dan factor dalam pengambilan keputusan
3.      Langkah-langkah pengambilan keputusan
4.      Model-model pengambilan keputusan
5.      Dan mempertimbangkan dampak dan akibatnya 

PENUTUP
     Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang telah kami paparkan, yaitu keputusan adalah cara bertindak yang dipilih oleh pemimpin atau manajer untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah. Dan bahwasannya seorang pemimpin atau manajer dalam pengambilan keputusan tidaklah dengan menggunakan ego sendiri, tanpa mengikuti suatu prosedur-proseduy yang telah ada, yang mungkin dengan prosedur-prosedur yang telah diperkenalkan oleh para ilmuan-ilmuan terdahulu, dapat mempermudah dalam pengambilan suatu keputusan yang baik, efektif dan efisien.
Karena pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dalam manajemen yang baik, karena setiap keputusan yang diambil akan sanagat menentukan, bagaimana sebuah organisasi atau lembaga dapat mencapai tujuan-tujuan yang menjadi cita-cita dari organisasi atau lembaga tersebut. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan, terdapat cara, langkah serta metode yang digunakan sehingga pengambilan keputusan langkah akhir dalam fungsi manajemen (perencanaan) sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
      Daftar Pustaka
1.      Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta Timur : Bumi Aksara
2.      Supranto, J. 2009. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta : Rineka Cipta
3.  Suwignya, Juniar. Jumat, 22 Mei 2015, Makalah Manajemen dan Pengambilan Keputusan, http://juniarwibisana.blogspot.co.id/2015/05/makalah-manajer-dan-pengambilan.html

Jumat, 15 Januari 2016

perencanaan, pengadaan dan peramalan sumber daya manusia


1. Tanggung Jawab Sumber Daya Manusia 


               Tanggung jawab atas aktivitas manajemen SDM berada di pundak masing-masing manajer. Bila manajer di seluruh perusahaan tidak menerima tanggung jawab ini, maka aktivitas SDM bisa jadi hanya dilakukan sebagian atau bahkan tidak sama sekali. Bahkan ketika departemen SDM dibentuk dalam perusahaan, maka kalangan manajer operasional dan pakar SDM memiliki tanggung jawab ganda atas kinerja karyawan. Peran pemimpin terlihat dalam proses perencanaan, penyeleksian, pengintegrasian, pelatihan, pengembangan, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, dan aktivitas-aktivitas SDM lainnya., meskipun bisa jadi keseluruhannya dibantu oleh pakar-pakar bidang SDM. Ketika kalangan manajer mendapati bahwa pekerjaan SDM benar-benar merusak tugas atau kewajiban lain mereka, pekerjaan tersebut dapat dilimpahkan kembali ke apra karyawan lain atau pada departemen khusus yang menangani persoalan-persoalan SDM. Proses pengarahan orang-orang lan untuk saling berbagi pekerjaan ini dikenal sebagai delegasi.
               Delegasi tidak mengurangi tanggung jawab manajer, aktivitas ini hanya memperkenalkan manajer untuk saling berbagi tanggung jawab dengan pihak yang lain yang juga bertanggung jawab. Misalnya seorang manajer bisa saja meminta kepada seorang karyawan senior untuk melatih karyawan baru. Bila karyawan baru itu melakukan kesalahan fatal dan karyawan yang sudah berpengalaman membiarkannya, maka manajer tersebut bertanggung jawab atas persoalan yang terjadi. Sejalan aktivitas SDM menjadi semakin kompleks dan boros waktu, maka kebutuhan kan pemisahan departemen bisa menjadi sesuatu yang mendesak untuk dilakukan.
               Berdasarkan uraian diatas maka tujuan akhir yang ingin dicapai manajemen SDM pada dasarnya adalah:
•           Peningkatan efisiensi
•           Peningkatan efektivitas
•           Peningkatan produktivitas
•           Rendahnya tingkat perpindahan pegawai
•           Rendahnya tingkat absensi
•           Tingginya kepuasan kerja karyawan
•           Tingginya kualitas pelayanan
•           Rendahnya komplain dari pelanggan
           Meningkatnya bisnis perusahaan
               Untuk mencapai tujuan akhir tersebut secara bertahap perlu dicapai tujuan-tujuan perantara yaitu diperolehnya:
•           SDM yang memenuhi syarat dan dapat menyesuaikan diri dengan perusahaan melalui:
1.         Perencanaan sumber daya manusia
2.         Rekrutmen
3.         Seleksi
4.         Induksi
•           SDM yang memenuhi syarat dengan keterampilan, keahlian dan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan melalui:
1.         Pelatihan dan pengembangan
2.         Pengembangan karier
•           SDM yang memenuhi syarat bersedia bekerja sebaik mungkin melalui:
1.         Motivasi
2.         Penilaian karya
3.         Pemberian “hadiah” dan “hukuman”
•           SDM yang memenuhi syarat yang berdedikasi terhadap perusahaan yang laus terhadap pekerjaannya melalui:
1.         Kesejahteraan (kompensasi)
2.         Lingkungan kerja yang sehat dan aman
3.         Hubungan industrial yang baik.

2. Kegiatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia

               Keputusan untuk menentukan jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan pekerjaan dalam suatu perusahaan akan melibatkan berbagai kegiatan. Setiap kegiatan akan mempunyai keterkaitan antar individu atau kelompok untuk mencapai hasil yang efektif dalam perencanaan sumber daya manusia. Analisis pekerjaan merupakan dasar dalam menentukan kebutuhan atau permintaan sumber daya manusia di masa depan. Atas dasar itu profesional sumber daya manusia akan melakukan peramalan ketersediaan atau disebut penawaran sumber daya manusia pada beberapa tahun kedepan.
               Penarikan atas seluruh sumber daya manusia yang ada di pasar dilakukan bila jumlah kebutuhan sama dengan tersedianya calon pekerja di pasar sumber daya manusia. Namun, dapat dilihat pada kenyataanya tidak selalu terdapat kesesuaian atara kebutuhan (permintaan) dengan ketersediaan (penawaran) di pasar sumber daya manusia. Perekrutan dapat dilakukan pada pasar sumber daya manusia baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Tersedianya sumber daya manusia dari luar perusahaan dilakukan oleh laju pertumbuhan penduduk dan maju mundurnya industri pada tingkat daerah atau nasional. Makin tinggi laju pertubuhan penduduk akan terdapat kebebasan perusahaan untuk memilih sumber daya manusia yang berkualitas sesuai kebutuhan perusahaan. Disisi lain pesatnya pertumbuhan industri akan membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah yang sangat besar. Keadan ini akan menimbulkan ketersediaan di pasar sumber daya manusia yang sangat sedikit.

3. Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia

               Kegiatan paling pokok dalam perencanaan sumber daya mamusia adalah melakukan peramalan akan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Kesalahan dalam kegiatan tersebut akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan kegiatan-kegiatan sumber daya manusia lainnya. Seperti perekrutan dan seleksi, pengembangan, kompensasi, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya. Perencanaan sumber daya manusia dapat dilakukan melaluli langkah-langkah berikut ini :

Langkah 1. Identifikasi kegiatan perusahaan

               Langkah pertama, mempelajari dan memahami segala aspek dalam lingkungan organisasi. Berbagai tantangan yang mungkin terjadi dari lingkungan perusahaan dapat mempengaruhi kegiatan produksi. Keadaan ini akan menghambat dan mempersulit dalam meramalkan kebutuhan sumber daya manusia. Sebagai contoh, terhambatnya memperoleh bahan dari supplier akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi, sehingga sulit menentukan jumlah kebutuhan sumber daya manusia di masa akan datang.
               Suatu hal lain yang penting diperhatikan atas kegiatan perusahaan adalah struktur organisasi. Berubahnya kegiatan perusahaan merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan struktur organisasi. Berkembangnya kegiatan organisasi akan memungkinkan perluasan struktur akibat bertambahnya bentuk dan jenis pekerjaan. Kemungkinan lain, semakin sedikitnya aktifitas organisasi mengakibatkan jumlah sumber daya manusia terlalu banyak. Keadaan ini akan memungkinkan dilaksanakannya kebijakan perampingan sumber daya manusia.

Langkah 2. Implikasi perencanaan sumber daya manusia

               Sasaran pada tahap ini adalah mengembangkan pemahaman atas informasi untuk dapat menetapkan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia di masa akan datang. Kebutuhan akan sumber daya manusia dapat ditentukan melalui jumlah pekerjan, kemudian setiap pekerjaan membutuhkan jumlah tenaga kerja. Berdasarkan keterangan itu akan dapat diramalkan kebutuhan sumber daya manusia pada suatu periode tertentu di masa akan datang. Peramalan kebutuhan sumber daya manusia akan melibatkan berbagai metode yang terkait dengan perencanaan sumber daya manusia, di mana didalamnya tidak ada angkayang absolut atau pasti. Berbagai faktor sebagai pertimbangan yang sangat perlu diperhatikan dalam perencanaan sumber daya manusiaberkaitan dengan jumlah yang pensiun, cuti kerja atau berhenti kerja setiap tahunnya. Kekurangan atas jumlah yang dibutuhkan akan terjadi bila faktor-faktor tersebut tidak dilibatkan dalam perhitungan. Faktor-faktor penting lainnya kondisi ekonomi, teknologi, politik dan hukum, globalisasi sosial dan budayaakan menyulitkan perhitungan bila tidak diperhatikan secara cermat.
               Meramalkan ketersediaan sumber daya manusia dapat menggunakan informasi yang bersumber dari dalam dan luar perusahaan. Umumnya, perusahaan mengutamakan menggunakan informasi yang bersumber dari dalam perusahaan. Peramalan ketersediaan sumber daya manusia dapat dilakukan atas dasar lajunya perkembangan penduduk. Lajunya pertumbuhan penduduk yang tinggi akan terdapat ketersediaan sumber daya manusia yang tinggi pula.

Langkah 3. Pengembangan dan tujuan sasaran sumber daya manusia

               Setelah dapat diketahui keadaan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia di masa yang akan datang, pada langkah ini dilakukan interpretasi atas informasi dan menggunakanya untuk menetapkan prioritas, sasaran, dan tujuan. Dalam jangka pendek, kegiatan mengarah pada pencapaian tujuanorganisasi dalam sumber daya manusia. Contoh pencapaian tujuan dalam jangka pendek meliputi meningkatka daya tarik perusahaan dan jumlah pelamar. Upaya yang dilakukan di sini adalah memperbaiki persyaratan karyawan baru, memperbaiki administrasi kompensasi, dan mendorong karyawan baru untuk meningkatkan prestasi kerja.

               Dalam jangka panjang, sasaran yang ingin dicapai perusahaan berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Perbedaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang terlihat pada perbedaan tugas yang dilakukan untuk mencapai sasarannya. Sasaran jangka pendek meliputi tugas-tugas untuk menarik, menilai, dan mengaskan sumber daya manusia pada pekerjaan tertentu.untuk sasaran jangka panjang adalah menyesuaikan kembali keterampilan yang harus dimiliki setiap karyawan, perilaku, sikap, dan menyesuaikan pengetahuan dan kemampuan karyawan dengan persyaratan pekerjaan.

Langkah 4. Perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan program sumber daya manusia

               Pada tahap ini akan dibahas cara agar sasaran itu mudah dicapai. Berbagai aktifitas bisa dilakukan agar peramalan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia dapat diketahui. Sejumlah program, jebijakan dapat dilakukan agar tujuan itu dapat tercapai. Termasuk di sini adalah sejumlah tawaran dilakukan untuk menarik minat pelamar. Disisi lain, kebijakan perampingan dan pemberhentian sementara akan dilakukan jika terdapat kelebihan sumber daya manusia.

Langkah 5. Evaluasi

               Mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah program telah berhasil dilaksanakan apakah masih membutukanperbaiakn-perbaikan. Kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan akan memberikan hasil atau membutuhkan pengkajian ulang. Sebagai contoh, kebijakan perampingan akan dapat menimbulkan masalah spikologi sumber daya manusia yang ajan menimbulkan srtes kerja yang berdampak pada menurunnya produktiviatas bekerja. Evaluasi dan kebijakan program sumber daya manusia sangat penting untuk menentukan keefektifan perencanaan sumber daya manusia. Tanpa dilakukan evaluasi program, proses perbaikan akan berjalan dengan lambat.

4. Peramalan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

               Dalam pengembangannya, organisasi akan membutuhkan sumber daya manusia yang sesuai, baik jumlah maupun kualitasnya. Peramalan kebutuhan sumber daya manusia akan membantu manajer dalam menentukan jumlah dan jenis kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk penarikan karyawan baru. Karyawan yang berlebihan akan dapat membuat sebagian karyawan tidak optimal dalam bekerja. Hal ini akan menimbulkan pemborosan biaya karena harus membayar gaji atau upah atas kelebihan jumlah sumber daya manusi, demikian sebaliknya, jumlah karyawan yang terlalu sedikit atau tidak mencukupi akan berakibat pada pekerjaan tidak selesai sesuai dengan keinginan. Atas dasar ini, penarikan dilakukan sesuai dengan sumber daya manusia. Aspek lain, karyawan baru yang akan ditarik harus juga sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan. Jenis sumber daya manusia yang dimilki perusahaan akan menentukan hasil pekerjaan, sehingga akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Tentu sumber daya manusia yang berkualitas akan membedakan suatu perusahaan dengan perusahan pesaingnya.
               Suatu persoalan yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan sumber daya manusia di sini : apakah tersedia sejumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebbutuhan di pasar sumber daya manusia. Tentu kalu tersedia, kegiatan berikutnya akan dilaksanakan perekrutan sebanyak dan sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan. Suatu strategi yang mungkin diperhatiakan untuk memperoleh sumber daya manusia yang efektif adalah menentukan metode penarikan dan seleksi yang tepat. Persoalan yang lebih sulit dihadapi perusahaan jika tidak tersedia jumlah yang cukup dan tidak sesuai dengan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan di pasar. Suatu tindakan yang mungkin dilakukan adalah melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang dipercaya dapat menyediakan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan. Perusahaan dapat mendirikan sebuah sekolah atau universutas untuk memecahkan persoalan yang demikian. Kedua cara yang baru saja dijelaskan mungkin lebih menguntungkan dari segi ekonomi bila dengan merekrutnya dari luar daerah bahkan ke negara lain sebagai penyedia sumber daya manusia.

5. Metode-Metode Meramalkan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

               Metode atau Teknik peramalan (forecasting) merupakan instrumen suatu perencanaan.Handoko (1994) menyatakan upaya untuk memperkirakan kebutuhan SDM dimasamendatang dapat dilakukan dengan teknik forecasting.
               Beberapa metode atau teknik forecasting yang dapat digunakan dalam melakukanperamalan berkaitan dengan penyusunan perencanaan SDM, seperti :

a. Teknik delphi

               Teknik ini menggunakan keahlian sekelompok orang (biasanya manajer). Para perencana di departemen SDM dalam hal ini berfungsi sebagai penengah,menyimpulkan berbagai pendapat dan melaporkan kesimpulan-kesimpulan daripendapat-pendapat sekelompok orang tersebut kepada para ahli. Laporan inikemudian dikaji ulang dengan cara mensurvei ulang. Kegiatan-kegiatan ini diulangsampai para ahli mencapai consensus (biasanya empat sampai lima kali survei sudahcukup).

b. Ekstrapolasi

               Teknik ekstrapolasi ini mendasarkan diri pada tingkat perubahan ataukecenderungan pada masa lalu untuk membuat proyeksi dimasa yang akan datang.Penggunaan teknik ekstrapolasi berangkat dari pemikiran bahwa kehidupanorganisasi merupakan suatu yang berulang (kontinum). Teknik ini akan mempunyaikeabsahan (Validitasi) yang tinggi bila menggunakan asumsi Cateris Paribus.Artinya faktor-faktor lain diasumsikan tidak berubah merupakan kelemahan dariteknik ini. Pada kenyataannya kondisi atau lingkungan selalu berubah. Dengandemikian teknik ini hanya dapat digunakan untuk perencanaan SDM jangka pendek.Sedangkan perencanaan SDM jangka panjang, teknik ini tidak berlaku.Contoh teknik ekstrapolasi : Bila rata-rata dua karyawan diterima setiap bulandibagian produksi selama dua tahun yang lalu, maka berarti ada 24 karyawan yangakan diterima oleh bagian produksi untuk satu tahun mendatang. Asumsi teknik iniadalah, penyebab permintaan sama dari waktu ke waktu.

c. Indeksasi

               Indeksasi adalah teknik estimasi kebutuhan SDM di masa yang akan datangdengan menandai tingkat perkembangan karyawan dengan indeks. Teknik indeksasiberangkat dari asumsi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan atastenaga kerja baik yang bersifat eksternal maupun internal berada pada kondisikonstan. Sebagaimana halnya dengan teknik ekstrapolasi, teknik ini juga hanyaberguna untuk perencanaan jangka panjang.Contoh klasik teknik ini : rasio antara karyawan produksi dengan hasilpenjualan. Sebagai contoh, para perencana bisa menyimpulkan bahwa setiap sepuluhjuta rupiah kenaikan penjualan, departemen produksi memerlukan satu tambahankaryawan baru. teknik ini mengasumsikan penyebab-penyebab permintaan tetapsama dari waktu ke waktu.

d. Analisis statistik

               Berbeda dengan teknik ekstrapolasi dan taknik indeksasi, teknik inidigunakan untuk perencanaan SDM jangka panjang. Teknik ini lebih rumit dariindeksasi maupun ekstrapolasi, namun hasilnya lebih akurat untuk jangka panjangkarena teknik ini mempertimbangkan perubahan bergesarnya tuntutan terhadapkebutuhan SDM. Analisis statistik yang dikenal umum adalah regresi dan korelasi.


Sumber : 
1.      Wilson Bangun. 2012.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Erlangga
2.  Tris Susanti Dewi. 28 Januari 2013.Tanggung Jawab Aktivitas Manajemen SDM. http://www.hrcentro.com/artikel/Tanggung_Jawab_Aktivitas_Manajemen_SDM__130128.html
3.      Lilis Solehat. Perncanaan Sumber  Daya Manusia. https://lilissolehat.files.wordpress.com/2011/02/proses-perencanaan-sdm.pdf